
Suntik Kortikosteroid – Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri atau peradangan di tubuhnya, entah akibat cedera, penyakit, atau kondisi medis tertentu. Dalam beberapa kasus, rasa sakit yang berlarut-larut dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, dan berbagai metode pengobatan mungkin sudah dicoba tetapi hasilnya kurang memuaskan. Salah satu solusi yang sering direkomendasikan oleh dokter adalah suntik kortikosteroid.
Pengobatan ini dikenal karena kemampuannya meredakan peradangan dengan cepat dan efektif. Namun, sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini, ada baiknya memahami kapan suntik benar-benar diperlukan, jenis-jenisnya, dosis yang digunakan, serta efek samping yang mungkin timbul.
Apa Itu Suntik Kortikosteroid?
Suntik kortikosteroid sering digunakan sebagai salah satu metode pengobatan untuk berbagai kondisi medis, terutama yang berhubungan dengan peradangan. Kortikosteroid sendiri adalah hormon sintetis yang meniru kerja hormon alami dalam tubuh, yaitu kortisol. Hormon ini berperan dalam mengendalikan peradangan, meredakan nyeri, dan mengatasi gangguan autoimun.
Metode penyuntikan ini biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri sendi, gangguan kulit, alergi, dan beberapa penyakit autoimun. Meskipun efektif, penggunaan kortikosteroid dalam bentuk suntikan perlu dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan indikasi medis yang tepat.
Baca Juga: Methylprednisolone Paten: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Kapan Perlu Suntik Kortikosteroid?
Penggunaan suntikan ini biasanya direkomendasikan ketika perawatan lain, seperti obat antiinflamasi non steroid (OAINS) atau terapi fisik, tidak memberikan hasil yang optimal. Beberapa kondisi medis yang sering memerlukan suntik jenis kortikosteroid antara lain:
1. Radang Sendi (Arthritis)

Penyakit seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis sering menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada sendi. Suntikan ini dapat membantu meredakan gejala tersebut dengan cepat. Terdapat lebih dari seratus jenis radang sendi, namun paling sering terjadi yaitu rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
Radang sendi bisa dialami oleh segala usia termasuk remaja dan anak-anak, akan tetapi paling sering terjadi pada usia diatas 40-50 tahun. Kondisi ini disebabkan oleh banyak hal, oleh karena itu pengobatan disesuaikan dengan penyebab dari radang sendi tersebut.
2. Cedera Olahraga

Cedera seperti tendonitis dan bursitis bisa diatasi dengan suntik kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan. Tendonitis merupakan peradangan yang terjadi pada tendon (Jaringan yang menghubungkan otot dan tulang). Pada umumnya menyerang tendon pada siku, bahu, lutut, tumit, atau pergelangan kaki.
Sedangkan bursitis merupakan peradangan yang terjadi pada bursa (pelumas dan bantalan disekitar sendi). Fungsi dari bursa adalah untuk mengurangi gesekan antara tendon dan tulang saat bergerak. Kondisi peradangan ini biasa terjadi pada sendi lutut, bahu, siku, dan pinggul.
3. Gangguan Autoimun dan Kulit

Kondisi dimana penyerangan oleh sistem kekebalan tubuh pada sel dan jaringan tubuh yang sehat. Seperti lupus dan penyakit Crohn dapat menyebabkan peradangan yang signifikan, sehingga terapi injeksi kortikosteroid bisa menjadi solusi sementara untuk meredakan gejala.
Beberapa kondisi kulit seperti psoriasis dan eksim kronis bisa diatasi dengan injeksi kortikosteroid, terutama jika terapi topikal tidak cukup efektif. Gejala pada psoriasis yaitu penebalan kulit, kering, pecah-pecah, dan bersisik. Sedangkan pada eksim kronis dalam waktu lama dapat membuat kulit merah, meradang, bengkak, dan gatal.
4. Reaksi Alergi

Bagi yang mengalami alergi parah, seperti anafilaksis atau asma yang sulit dikendalikan, suntik jenis kortikosteroid bisa membantu mengurangi reaksi alergi dengan cepat. Anafilaksis merupakan reaksi alergi berat yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan beresiko menyebabkan kematian.
Dengan gejala seperti pembengkakan tenggorokan, dispnea, muntah, pusing, ruam gatal, dan tekanan darah rendah. Sedangkan asma yang disebabkan oleh pemicu alergi, seperti debu, serbuk sari, atau jamur. Memiliki gejala yang tak jauh berbeda dengan asma non alergi seperti mengi, batuk, sesak, dan nafas cepat.
Jenis-Jenis Suntik Kortikosteroid
Suntik golongan kortikosteroid tersedia dalam berbagai jenis, tergantung pada cara pemberiannya:
- Injeksi Intra-artikular Disuntikkan langsung ke dalam sendi untuk mengatasi peradangan akibat artritis.
- Injeksi Intramuskular Disuntikkan ke dalam otot, biasanya untuk kondisi peradangan yang lebih luas, seperti asma atau gangguan autoimun.
- Injeksi Epidural Digunakan untuk mengatasi nyeri akibat saraf terjepit atau masalah tulang belakang.
- Injeksi Intralesi Digunakan untuk mengatasi masalah kulit atau jaringan lunak, seperti keloid atau psoriasis yang parah.
Dosis yang Digunakan
Dosis suntik jenis kortikosteroid bervariasi tergantung pada kondisi medis, lokasi penyuntikan, dan respons tubuh terhadap pengobatan. Beberapa contoh dosis umum meliputi:
- Arthritis atau nyeri sendi: 10 – 40 mg setiap beberapa bulan, tergantung pada tingkat keparahan.
- Asma berat: 40–80 mg dalam satu dosis.
- Gangguan kulit: 5–10 mg untuk area kecil atau lebih tinggi jika area lebih luas.
- Dewasa: 100-500 mg yang disuntikkan ke pembuluh darah atau intravena/IV, dapat diulang dengan interval 2,4, atau 6 jam dengan durasi maksimal 48-72 jam.
- Anak-anak: 0,5-8 mg/kgBB per hari atau 20-240 mg/m2 per harinya, dibagi dalam 3-4 dosis sesuai dengan tingkat keparahan dan respon pasien.
Penting untuk dicatat bahwa dosis harus ditentukan oleh dokter berdasarkan evaluasi medis yang menyeluruh.
Baca Juga: Aturan Pakai Stanozolol Keifei: Dosis, Manfaat, dan Risiko
Efek Samping yang Perlu Diperhatikan
Meskipun efektif, suntik kortikosteroid juga memiliki risiko efek samping. Beberapa efek samping kortikosteroid yang umum terjadi antara lain:
- Nyeri atau Pembengkakan di Area Suntikan Rasa tidak nyaman bisa muncul beberapa jam setelah injeksi dan biasanya akan membaik dalam beberapa hari.
- Peningkatan Gula Darah Suntikan ini dapat meningkatkan kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes. Oleh karena itu, pemantauan kadar gula darah menjadi penting setelah menerima suntikan ini.
- Penipisan Tulang dan Otot Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan osteoporosis atau pelemahan otot, sehingga dokter biasanya membatasi frekuensi penyuntikan.
- Gangguan Sistem Imun Kortikosteroid dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga seseorang bisa lebih rentan terhadap infeksi.
- Gangguan Tidur dan Perubahan Mood Beberapa pasien mengalami insomnia atau perubahan suasana hati setelah menerima suntikan ini.
Apakah Kortikosteroid Bisa Digunakan Berkali-Kali? Meskipun bermanfaat, suntik jenis kortikosteroid tidak boleh digunakan terlalu sering. Sebagian besar dokter membatasi penggunaannya hingga tiga sampai empat kali per tahun untuk satu area tertentu. Penggunaan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko efek samping jangka panjang seperti kerusakan sendi atau ketidakseimbangan hormon.
Produk Kesehatan Berkualitas – Beligas
Suntik kortikosteroid merupakan pilihan pengobatan yang efektif untuk mengatasi peradangan dan nyeri pada berbagai kondisi medis. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai indikasi medis. Jika kamu mempertimbangkan pengobatan ini, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan dosis dan jadwal yang tepat sesuai kebutuhan tubuh kamu.
Nah, Buat kamu yang tertarik dengan produk-produk kesehatan dengan kualitas tinggi untuk mendukung gaya hidup aktif dan bantu capai potensi fisik terbaik. Beligas Pharmaceuticals bisa menjadi pilihan terbaik, dengan produksi farmasi yang aman, efektif, dan terpercaya.
Berbagai produk unggulan yang dapat mendukung kesehatan, dengan kualitas dan keamanan terjamin. Produk Beligas Pharmaceuticals yang terus berinovasi memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan produk berkualitas yang teruji, standar keamanan dan kepatuhan international, inovasi berdasarkan penelitian ilmiah, dan dukungan profesional untuk pelanggan seluruh dunia.
Kunjungi kami untuk konsultasi lebih lanjut dengan Beligas dan dapatkan produk kesehatan terbaik dan cocok untukmu!