
beligas.id – Pernah penasaran nggak, kenapa steroid ada banyak bentuknya ada yang diminum, disuntik, bahkan cuma dioles di kulit? Kalau selama ini Anda mengira semua steroid itu sama, bisa jadi Anda melewatkan hal penting soal cara kerjanya di tubuh dan potensi efek sampingnya.
Faktanya, bentuk steroid bisa sangat menentukan seberapa kuat efeknya, seberapa cepat kerjanya, dan tentu saja, seberapa besar risikonya.
Steroid sering digunakan untuk berbagai tujuan dari terapi medis seperti mengatasi peradangan dan gangguan autoimun, sampai keperluan peningkatan massa otot di dunia kebugaran.
Tapi sebelum memutuskan menggunakan salah satu bentuknya, penting banget untuk memahami perbedaan masing-masing. Karena tanpa pengetahuan yang cukup, Anda bisa saja salah pilih dan justru menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Apa Itu Steroid?
Steroid adalah senyawa kimia yang secara alami diproduksi tubuh atau dibuat secara sintetis untuk berbagai tujuan medis. Dalam tubuh manusia, steroid diproduksi oleh kelenjar adrenal dan gonad (testis dan ovarium), berperan penting dalam metabolisme, sistem imun, pertumbuhan otot, dan keseimbangan hormon.
Secara umum, steroid dibagi menjadi dua kelompok besar:
- Kortikosteroid – Digunakan untuk mengatasi peradangan, alergi, asma, gangguan autoimun, hingga gangguan kulit.
- Anabolic-Androgenic Steroids (AAS) – Biasanya digunakan untuk membantu pembentukan massa otot dan kekuatan, serta terapi pengganti hormon testosteron.
Masing-masing kelompok ini tersedia dalam berbagai bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan medis maupun penggunaannya.
Baca Juga: Efek Samping Cream Steroid – Waspadai Penggunaan Produk!
Bentuk Steroid Berdasarkan Cara Penggunaannya
Steroid hadir dalam beragam bentuk, mulai dari krim hingga suntikan. Setiap bentuk memiliki cara kerja dan waktu respons yang berbeda-beda terhadap tubuh. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
1. Steroid Oral (Tablet atau Kapsul)

Ini adalah bentuk steroid yang paling umum dan praktis. Steroid oral biasanya diresepkan untuk pasien yang membutuhkan pengobatan sistemik, seperti penderita penyakit autoimun, alergi parah, atau radang sendi kronis.
Contoh steroid oral antara lain prednison, dexamethasone, dan methylprednisolone. Bentuk ini cepat diserap tubuh dan langsung masuk ke sistem sirkulasi darah. Namun, penggunaan jangka panjang bisa meningkatkan risiko efek samping seperti tukak lambung, gangguan hormonal, dan gangguan fungsi hati.
- Kelebihan – Praktis, mudah dikonsumsi, efek sistemik cepat terasa.
- Kekurangan – Efek samping sistemik cukup tinggi jika tidak diawasi.
2. Steroid Topikal (Krim, Salep, Lotion)

Steroid topikal digunakan secara langsung pada kulit untuk mengobati kondisi seperti eksim, dermatitis, psoriasis, atau ruam alergi. Jenis ini hanya bekerja di area yang diolesi dan tidak memberikan efek sistemik signifikan (kecuali jika digunakan dalam jangka panjang atau area luas).
Beberapa contoh steroid topikal meliputi hydrocortisone, clobetasol, dan betamethasone.
- Kelebihan – Efek lokal, risiko efek samping lebih rendah.
- Kekurangan – Bisa menyebabkan penipisan kulit dan hipopigmentasi jika digunakan berlebihan.
3. Steroid Injeksi

Steroid juga tersedia dalam bentuk suntikan, baik yang disuntikkan ke otot (intramuskular), sendi (intra-artikular), atau langsung ke pembuluh darah (intravena). Injeksi steroid sering digunakan untuk kasus nyeri sendi parah, peradangan akut, atau dalam pengobatan hormon jangka panjang.
Contoh yang sering digunakan: triamcinolone, depot testosterone, dan cortisone injection.
- Kelebihan – Efek cepat dan langsung ke area target.
- Kekurangan – Harus dilakukan oleh tenaga medis, nyeri saat disuntik, dan risiko infeksi.
4. Steroid Inhalasi

Bentuk ini paling sering digunakan oleh penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Steroid inhalasi bekerja langsung pada saluran napas, membantu meredakan peradangan dan mempermudah pernapasan.
Beberapa jenis yang umum: budesonide, fluticasone, dan beclomethasone.
- Kelebihan – Efek langsung pada paru-paru, aman untuk penggunaan jangka panjang jika dosis sesuai.
- Kekurangan – Bisa menyebabkan infeksi jamur di mulut jika tidak berkumur setelah pemakaian.
5. Steroid Intranasal (Semprotan Hidung)

Untuk mengatasi alergi hidung kronis, semprotan steroid hidung menjadi pilihan yang aman dan efektif. Bentuk ini bekerja secara lokal di rongga hidung dan sangat minim efek samping sistemik.
Contoh: fluticasone nasal spray, mometasone furoate, dan triamcinolone nasal.
- Kelebihan – Efek lokal, aman untuk penggunaan jangka panjang.
- Kekurangan – Kadang menyebabkan iritasi ringan di hidung atau mimisan ringan.
6. Steroid Topikal Mata (Tetes Mata atau Salep Mata)

Tetes mata steroid digunakan dalam pengobatan peradangan pada mata, seperti uveitis atau iritasi pasca-operasi. Karena mata adalah organ sensitif, pemakaian harus benar-benar diawasi oleh dokter.
Contoh: prednisolone acetate eye drops dan dexamethasone ophthalmic.
- Kelebihan – Efek lokal pada mata.
- Kekurangan – Risiko meningkatkan tekanan bola mata (glaukoma) jika digunakan berlebihan.
7. Steroid Transdermal (Patch atau Plester Hormon)

Patch steroid biasanya digunakan dalam terapi pengganti hormon (HRT), misalnya untuk wanita menopause atau pria dengan defisiensi testosteron. Obat diserap perlahan melalui kulit dan memberikan kadar hormon stabil dalam darah.
- Kelebihan – Konsisten, tidak perlu konsumsi setiap hari.
- Kekurangan – Bisa menyebabkan iritasi kulit di area tempel.
Bagaimana Memilih Bentuk Steroid yang Tepat?
Pemilihan bentuk steroid sangat tergantung pada kondisi kesehatan, lokasi gejala, usia pasien, serta tujuan penggunaannya. Misalnya:
- Untuk nyeri sendi lokal – injeksi intra-artikular.
- Untuk asma – inhaler.
- Untuk ruam kulit – krim topikal.
- Untuk terapi hormon – injeksi atau patch.
Jangan pernah memilih bentuk steroid secara sembarangan tanpa arahan medis. Pasalnya, meskipun satu bahan aktif, bentuk penyampaian yang berbeda bisa memberikan efek yang sangat berbeda pula pada tubuh.
Baca Juga: Efek Samping Obat Non Steroid – Waspadai yang Sering Terlewat!
Risiko Efek Samping pada Tiap Bentuk Steroid
Setiap bentuk steroid memiliki risiko efek samping yang berbeda-beda, tergantung pada cara penggunaannya dan durasi pemakaian. Misalnya, steroid topikal seperti krim atau salep bisa menyebabkan penipisan kulit, iritasi, hingga perubahan warna kulit jika digunakan terlalu lama di area yang sensitif.
Sementara itu, steroid oral cenderung memberikan efek sistemik seperti gangguan lambung, peningkatan gula darah, atau perubahan suasana hati. Bentuk injeksi, terutama jika digunakan jangka panjang, dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi), glaukoma, serta kerusakan sendi jika disuntikkan terlalu sering pada area yang sama.
Selain efek samping spesifik berdasarkan bentuknya, semua jenis steroid juga berisiko menyebabkan gangguan hormonal jika digunakan berlebihan tanpa pengawasan.
Salah satu dampak yang paling serius adalah penurunan produksi hormon alami tubuh, terutama kortisol, yang bisa menyebabkan ketergantungan. Karena itu, penggunaan steroid harus selalu mengikuti dosis, durasi, dan aturan yang telah ditetapkan oleh tenaga medis yang berkompeten.
Temukan Steroid yang Tepat dengan Pendampingan Profesional di Beligas.id
Memilih bentuk steroid yang sesuai tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Tanpa pengetahuan yang cukup, risiko efek samping bisa muncul dan berdampak serius pada kesehatan Anda.
Di beligas.id, Anda tidak hanya mendapatkan produk berkualitas, tetapi juga akses terhadap edukasi yang lengkap dan panduan pemakaian dari tim profesional berpengalaman.
Apakah Anda membutuhkan steroid oral, injeksi, atau topikal? Semuanya tersedia dengan jaminan keamanan dan transparansi. Jangan ragu untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum membeli, agar Anda bisa menggunakan steroid secara tepat dan bertanggung