
beligas.id – Tahun 2025 menandai era di mana solusi medis yang cepat dan efektif semakin dibutuhkan, terutama untuk masalah peradangan dan nyeri kronis.
Salah satu pilihan yang kian populer adalah injeksi steroid. Banyak pasien yang memilih metode ini karena dianggap mampu memberikan kelegaan instan, terutama pada kasus seperti radang sendi, nyeri otot, hingga gangguan autoimun.
Namun, sebelum memutuskan untuk menjalaninya, penting untuk memahami dengan jelas apa itu injeksi steroid, bagaimana cara kerjanya, serta risiko yang mungkin timbul.
Meski menjanjikan hasil yang cepat, penggunaan injeksi ini bukan tanpa efek samping, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan medis. Artikel ini akan mengulas secara menyeluruh tentang injeksi steroid, manfaat, prosedur, dan batasan penggunaannya.
Apa Itu Injeksi Steroid?
Injeksi steroid adalah prosedur medis yang melibatkan penyuntikan obat steroid biasanya jenis kortikosteroid langsung ke area tubuh. Hal ini dilakukan untuk mengurangi peradangan atau nyeri yang ada pada tubuh.
Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi pembengkakan, meredakan rasa sakit, dan mempercepat proses pemulihan jaringan. Metode ini banyak digunakan untuk mengatasi kondisi seperti radang sendi (osteoarthritis), tendinitis, bursitis, nyeri punggung, dan penyakit autoimun tertentu.
Steroid yang disuntikkan bekerja dengan menekan respons sistem imun di area yang terkena, sehingga gejala peradangan bisa cepat mereda.
Efeknya bisa dirasakan dalam hitungan hari dan bertahan selama beberapa minggu, tergantung jenis obat, lokasi suntikan, serta kondisi pasien.
Baca Juga: Steroids di 2025 – Manfaat, Risiko & Fakta yang Perlu Kamu Tahu!
Prosedur Injeksi Steroid
Agar efek maksimal dan risiko minimal, prosedur injeksi steroid dilakukan secara hati-hati oleh tenaga medis profesional. Berikut tiga tahapan utamanya:
1. Persiapan dan Pemeriksaan Awal

Sebelum injeksi dilakukan, dokter akan mengevaluasi kondisi pasien melalui pemeriksaan fisik atau pencitraan (seperti X-ray atau MRI) untuk memastikan titik injeksi yang tepat. Riwayat alergi, obat yang sedang dikonsumsi, dan kondisi kesehatan lainnya juga akan diperiksa untuk mencegah komplikasi.
2. Proses Injeksi di Lokasi Tertentu

Steroid disuntikkan langsung ke area yang mengalami peradangan atau nyeri, seperti sendi, otot, atau tulang belakang. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan bantuan anestesi lokal agar pasien merasa lebih nyaman. Waktu pelaksanaannya cepat, umumnya hanya beberapa menit.
3. Pemantauan dan Instruksi Pasca-Injeksi

Setelah injeksi, pasien dianjurkan beristirahat selama 1–2 hari dan menghindari aktivitas berat. Dokter juga akan memberi instruksi tentang efek samping ringan yang mungkin timbul, seperti nyeri sementara di lokasi suntikan atau kemerahan. Pemantauan lanjutan dilakukan untuk mengevaluasi hasil dan efek dari injeksi tersebut.
Kapan Injeksi Steroid Direkomendasikan?
Injeksi steroid bukanlah pengobatan utama untuk semua jenis nyeri atau peradangan. Namun, dalam kondisi tertentu, prosedur ini sangat dianjurkan karena mampu memberikan efek yang cepat dan cukup bertahan lama. Biasanya, dokter akan merekomendasikan injeksi steroid ketika terapi lain seperti obat oral, terapi fisik, atau perawatan topikal tidak memberikan hasil yang memadai.
Beberapa kondisi medis yang sering menjadi alasan pemberian injeksi steroid meliputi:
- Radang sendi (osteoarthritis atau rheumatoid arthritis) – Terutama pada lutut, bahu, atau pinggul, ketika nyeri sangat mengganggu aktivitas harian.
- Tendinitis dan bursitis – Peradangan pada tendon atau bantalan sendi yang tidak membaik dengan obat biasa.
- Nyeri punggung bawah atau saraf terjepit (hernia diskus) – Injeksi diberikan untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan pada saraf.
- Asma berat atau alergi parah – Saat kondisi tidak merespons dengan baik terhadap inhaler atau obat oral.
- Gangguan autoimun tertentu – Seperti lupus atau multiple sclerosis, untuk mengendalikan flare-up peradangan.
Meskipun efektif, injeksi ini umumnya hanya diberikan beberapa kali dalam setahun untuk mencegah efek samping jangka panjang. Oleh karena itu, keputusan penggunaannya harus melalui pertimbangan medis yang matang dan pengawasan ketat dari dokter.
Baca Juga: Efek Samping Obat Alergi Steroid – Waspadai Risikonya!
Siapa yang Perlu Waspada?
Meskipun injeksi steroid bermanfaat untuk meredakan peradangan dan nyeri, tidak semua orang bisa menggunakannya dengan aman. Individu dengan kondisi medis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, aktif perlu berhati-hati karena injeksi ini dapat memicu komplikasi serius.
Misalnya, pasien diabetes bisa mengalami lonjakan gula darah usai penyuntikan. Selain itu, pasien yang sudah pernah menerima beberapa kali injeksi steroid dalam waktu dekat juga harus waspada.
Penggunaan berulang bisa meningkatkan risiko kerusakan jaringan atau penurunan efektivitas pengobatan. Anak-anak dan lansia juga termasuk kelompok rentan, karena sistem tubuh mereka lebih sensitif terhadap perubahan hormonal yang dipicu oleh steroid.
Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Meski injeksi steroid terbukti efektif dalam mengurangi nyeri dan peradangan, penggunaannya tetap memiliki risiko efek samping, terutama jika dilakukan berulang atau tanpa pengawasan ketat. Berikut beberapa efek samping yang perlu diperhatikan:
- Nyeri dan pembengkakan sementara di area suntikan – Rasa nyeri atau bengkak ringan biasanya muncul dalam 1–2 hari setelah injeksi. Ini umum terjadi dan biasanya akan reda dengan istirahat atau kompres dingin.
- Peningkatan gula darah sementara – Terutama bagi penderita diabetes, suntikan steroid bisa memicu lonjakan kadar gula darah dalam waktu singkat. Pemantauan ketat sangat disarankan.
- Pelemahan jaringan di sekitar suntikan – Injeksi berulang di lokasi yang sama bisa menyebabkan jaringan lemak menyusut (lipoatrofi) atau bahkan melemahkan tendon dan ligamen di sekitarnya.
- Perubahan warna kulit – Pada beberapa orang, kulit di sekitar area suntikan bisa menjadi lebih terang (hipopigmentasi), terutama jika kulit lebih gelap secara alami.
Karena itu, penting untuk selalu menggunakan injeksi steroid sesuai anjuran dokter dan tidak melebihi dosis atau frekuensi yang disarankan.
Cara Menghindari Risiko Injeksi Steroid
Agar manfaat injeksi steroid bisa dirasakan secara optimal tanpa mengundang risiko kesehatan, ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan:
- Konsultasi Sebelum Suntik – Selalu pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima injeksi steroid. Riwayat kesehatan, obat yang sedang dikonsumsi, dan kondisi tubuh akan memengaruhi aman tidaknya suntikan.
- Gunakan Sesuai Anjuran Medis – Hindari penggunaan injeksi steroid tanpa resep atau secara mandiri. Dosis dan frekuensinya harus ditentukan oleh tenaga medis profesional untuk menghindari efek samping jangka panjang.
- Pantau Efek Setelah Injeksi – Setelah menerima injeksi, perhatikan reaksi tubuh. Jika muncul gejala seperti pembengkakan parah, nyeri yang meningkat, atau demam, segera hubungi dokter.
Langkah-langkah ini tidak hanya melindungi dari efek samping, tapi juga mendukung hasil pengobatan yang lebih efektif dan aman.
Injeksi Steroid Aman? Konsultasikan Sekarang di Beligas.id!
Injeksi steroid bisa jadi solusi cepat untuk mengatasi nyeri dan peradangan—tapi tidak boleh asal pakai. Untuk keamanan dan efektivitas maksimal, selalu pastikan penggunaannya diawasi profesional.
Ingin tahu apakah injeksi steroid cocok untuk kondisi Anda? Konsultasikan langsung dengan tim ahli kami hanya di Beligas.id.
Dapatkan edukasi, panduan dosis, dan rekomendasi produk terpercaya secara aman dan terjamin.
[Whatsapp]